Doha, 20 September 2009. Hari ini adalah hari lebaran, hari di mana seluruh umat islam di seluruh dunia sedang bersuka ria. Setelah menjalani satu bulan lamanya berpuasa di Negeri yang begitu tandus aku pun akhirnya bisa meraskan lebaran di negeri padang pasir ini. Memang rasanya seperti mimpi, karena sebelumnya tidak sempat terbanyangkan aku bisa menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari lebaran di negeri yang Rasulullah rasakan pada jaman dulu. Hari ini hari yang gembira namun sedih pula yang tak terhingga.Sedih karena lebaran kali ini sangat jauh dari orang tua.Tidak bisa bersilaturahmi bersama mereka.
Di hari yang bahagia ini pagi-pagi aku bersama teman-teman sesama orang Indonesia lainnya bersiap-siap berangkat menuju kedutaan besar Republik indonesia guna mengikuti sholat sunah Ied bersama-sama ribuan orang Indonesia yang ada di Qatar.
Jaraknya dari akomodasi tempat aku tinggal ke KBRI luamayan jauh. Kedutaan besar Republik indonesia ada di daerah Al-Saad sedangkan akomodasi tempat aku tinggal ada di daerah Markiyah jaraknya mungkin sekitar 30 km. aku dan teman-teman yang lain di antar oleh mas Sodikin kenalannya Hadi. Hadi kenal sodikin ketika hendak belanja di Markhiyah hyperMart waktu itu sodikin sedang mengantar majikanya berbelanja. Namun ternyata dari perkenalan itu mereka malah menjadi teman dekat setiap hari libur kami selalu di ajak jalan-jalan oleh Sodikin dan pada hari puasa pun kami selalu di ajak buka bersama di mesjid-mesjid sekitar wilayah Markhiya namun terkadang juga sampai ke daerah lain di Qatar. Bahkan terkadang dia mengantarkan makanan ke akomodasi kami dia juga terkadang memberi pakaian dish dash pakaian yang biasa di pakai oleh orang-orang Qatar.
Sodikin mungkin sebagaian kecil dari masyarakat Indonesia yang sangat peduli keada saudara-saudaranya yang lain.
Kami pun meluncur ke gedung kedutaan. Sodikin waktu itu membawa mobil Nissan Urvan yang berkapasitas kurang lebih 11 orang, padahal waktu itu jumlah kami sekitar 15 orang. Dia pun memaksakan semua agar bisa di angkut jadilah kami seperti ikan pindang di dalam mobil Nissan Urvan di hari lebaran.|
Setelah sampai di lapangan tempat sholat akan di laksanakan kami pun bertemu dengan teman-teman yang lain yang satu kerjaan di swiss-belhotel doha. Bahkan kami pula sempat kenalan dengan banyak orang Indonesia di sana. Waktu itu ulama yang menyampaikan kutbah lebaran adalah ulama yang cukup terkenal dan populer bagi masyarakat Indonesia yaitu Ustadz, Ihksan Tanjung.Beliau menyampaikan tentang bahaya Dajjal di peradaban modern seperti sekarang ini.
Ustadz Ikhsan tanjung menjelaskan bahwa Dajjal itu sebenarnya sudah ada di muka bumi ini, Dajjal sudah turun dan sudah kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari.Dajjal yang sudah turun di tengah-tengah kehidupan kita saat ini memang bukan Dajjal yang sebenarnya melainkan Dajjal yang sudah turun di kehidupan kita di zaman ini adalah sebuah sistem yang di namakan Sistem Dajjal yang menyongsong munculnya fitnah yang sebenarnya yaitu fitnah Ad-dajjal.
Dalam ceramah ustadz Ikhsan Tanjung pada waktu itu aku memang tidak begitu mengingatnya.Tapi ada sebuah kutipan ceramah beliau yang aku dapatkan di dunia maya, di mana ceramah ini patut untuk kita simak.
“Dalam sebuah Hadist nabi Muhammad SAW, menyebutkan sekurangnya ada dua pra-kondisi yang mengindikasi bakal munculnya Dajjal untuk menebar Fitnah dan kekacauan seantero dunia. ‘Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para imam meninggalkan mengingatkannya di atas mimbar-mimbar’. (HR ahmad)”.
Pra-kondisi yang pertama adalah di mana masyarakat awam sudah tidak ada lagi yang membicarakan perkara Dajjal. Kalaupun ada, mereka tidak membicarakannya berdasarkan hadist-hadist Rasulullah saw. Pembicaraan masalah Dajjal berasal dari sumber-sumber yang tidak jelas. Pra-kondisi ini nampaknya sudah menjadi kenyataan.
Pra-kondisi kedua ialah ketika para Imam di mimbar-mimbar tidak lagi mengingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Pra-kondisi kedua inipun tampaknya telah menjadi kenyataan dewasa ini.Praktis tidak ada seorangpun muballigh, penceramah ataupun ustadz dewasa ini yang mengangkat tema Dajjal dalam khutbahnya. Padahal Rasulullah saw bersabda: “Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani).
Sistem global dunia dewasa ini menghasilkan rangkaian fitnah menjelang muncul dan berkuasanya oknum Dajjal. Ini merupakan kondisi penuh fitnah yang lebih dikhawatirkan Rasulullah saw daripada munculnya fitnah Dajjal itu sendiri. Bukan suatu kebetulan jika ada hadits berbunyi sebagai berikut:Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (fitnah Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.”(HR Ahmad)
Sementara itu pada lembaran uang satu dollar Amerika terdapat gambar yang disebut ”The Great Seal” atau ”Tanda yang Agung”. Di dalamnya ada gambar piramida yang tidak sempurna dimana pucuknya raib laksana nasi tumpeng yang terpotong bagian atasnya.Piramida tersebut merepresentasikan struktur dan sistem dunia dewasa ini.Dunia diarahkan menjadi bak satu struktur dengan sistem piramida.Namun sistem itu belum memiliki pimpinan.Yang penting mempersiapkan sistem semaksimal mungkin. Di bawah piramida tertulis Novus Ordo Seclorum, bahasa Latin yang berarti ”A New Order of the Ages” atau lebih populer dengan sebutan ”New World Order”. Mereka bermaksud membangun sebuah kehidupan berupa satu “Tatanan Dunia Baru”.Inilah yang dikatakan oleh Ahmad Thomson sebagai Sistem Dajjal.Suatu peradaban yang nilai-nilainya secara diameteral bertentangan dengan nilai-nilai Kenabian.Suatu dunia dimana segenap lini kehidupan berjalan dan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal.
Di atas piramida tertera Annuit Coeptis yang berarti ”The Eye (Providence) favors our undertakings” atau “Usaha/persembahan kita direstui Mata Tunggal”.
Mereka sangat yakin bahwa semua upaya mewujudkan Tatanan Dunia Baru mendatangkan keridhaan si Mata Tunggal.Artinya sistem dunia yang bertentangan dengan nilai-nilai kenabian justru bakal memuluskan kemunculan Dajjal.
Pimpinan piramida digambarkan berupa sebuah ”mata tunggal” dalam segitiga yang diletakkan berjarak sedikit di atas pucuk piramida tersebut, seolah menyatakan bahwa pimpinan belum ada tapi sudah jelas bakal segera datang. Sekeliling segitiga bermata tunggal itu dibuat garis-garis yang seolah mengisyaratkan bahwa si mata tunggal merupakan sumber cahaya (the source of light). Nabi Muhammad saw bersabda: "Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap mu'min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak."(HR Ahmad)
Syarat untuk sanggup mendeteksi kebatilan Dajjal dan sistemnya bukanlah intelektual atau tidaknya seseorang, melainkan murni atau tidaknya iman di dada.
Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ” Ahmad Thomson menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”
Sadarkah saudara bahwa dewasa ini kita hidup di potongan zaman yang paling kelam dalam sejarah ummat Islam...? Bahkan kita sedang menjalani Badai Fitnah sebagaimana di-prediksi oleh Nabi Muhammad shollollahu 'alaihi wa sallam 15 abad yang lalu.
Peradaban dunia dewasa ini berjalan diluar petunjuk Allah subhaanahu wa ta'ala. Inilah -sebagaimana ditulis Ahmad Thomson- zaman berdirinya Sistem Dajjal. Dan kita sudah harus bersiap menghadapi puncak fitnah yakni Ad-Dajjal....!
Demikianlah definisi fitnah Dajjal yang di kemukakan oleh Ustadz Iksan Tanjung.
Semoga kita semua di lindungi oleh Allah dari fitnah yang paling besar yaitu Fitah Dajjal.
Kemudian setelah selesai sholat ied.Aku pun dan teman-teman langsung meluncur ke akomodasi sebelum itu kami di bagikan makanan oleh panitia sholat ied. Aku pun makan di bersama teman-teman di samping jalan sambil menunggu bis jemputan. Pada saat aku makan tiba-tiba ponselku berdering, kulihat nomor dari Indonesia yaitu nomor kakaku.
“Hallo,Assalamualikum” itu suara ibu.
“waalikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu. Ibu Mohon maaf lahir bathin” jawabku sambil mata berkaca-kaca.
“ia Ang sama-sama ibu juga mohon maaf atas segala kesalahan ibu selama ini, terlebih jarak kita cukup jauh. Ibu kangen sekali sama kamu nak” Ibu pun menangis.
“Ibu maafkan anak mu ini, di saat hari-hari bahagia ini aang tidak bisa menemani ibu, bersimpuh di pangkuan ibu memohon maaf atas segala dosa-dosa aang kepada Ibu, juga kepada ayah, kakak dan adik”.
“sudah lah nak, kamu di sana baik-baik saja kan. Gimana rasanya lebaran di negeri arab?”
“biasa aja bu tidak ada yang sepesial. Cuma di sini aang tidak bisa makan opor ayam buatan ibu hanya di kasih makanan kotak oleh kedutaan Indonesia di sini, ni sekarang aang lagi makan bersama teman-teman”
“yaa Alhamdulillah kalau begitu, kamu banyak teman kan di sana, anggap saja teman-teman mu adalah keluargamu sehingga kamu tidak merasa asing dan tidak merasa sedih karena jauh sama keluarga. Sampaikan salam ibu ke teman-teman mu. Hati-hati di sana jaga kesehatan, sudah dulu ya nak Assalumalikum”
“ia terima kasih atas telepon nya Ibu tercinta. Waalikumsalam warahmatullahi wabarkatuhu”
Setelah percakapan singkat itu, air mata yang berusaha aku tahan akhirnya menetes membasahi kotak nasi yang ku pegang.Dan tiba-tiba bis jemputan datang dan aku bersama teman-teman kebali ke akomodasi di Markhiya.