Blogroll

Wednesday, April 16, 2014

Doha, 20 September 2009. Hari ini adalah hari lebaran, hari di mana seluruh umat islam di seluruh dunia sedang bersuka ria. Setelah menjalani satu bulan lamanya berpuasa di Negeri yang begitu tandus aku pun akhirnya bisa meraskan lebaran di negeri padang pasir ini. Memang rasanya seperti mimpi, karena sebelumnya tidak sempat terbanyangkan aku bisa menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari lebaran di negeri yang Rasulullah rasakan pada jaman dulu. Hari ini hari yang gembira namun sedih pula yang tak terhingga.Sedih karena lebaran kali ini sangat jauh dari orang tua.Tidak bisa bersilaturahmi bersama mereka.

Di hari yang bahagia ini pagi-pagi aku bersama teman-teman sesama orang Indonesia lainnya bersiap-siap berangkat menuju kedutaan besar Republik indonesia guna mengikuti sholat sunah Ied bersama-sama ribuan orang Indonesia yang ada di Qatar. 

Jaraknya dari akomodasi tempat aku tinggal ke KBRI luamayan jauh. Kedutaan besar Republik indonesia ada di daerah Al-Saad sedangkan akomodasi tempat aku tinggal ada di daerah Markiyah jaraknya mungkin sekitar 30 km. aku dan teman-teman yang lain di antar oleh mas Sodikin kenalannya Hadi. Hadi kenal sodikin ketika hendak belanja di Markhiyah hyperMart waktu itu sodikin sedang mengantar majikanya berbelanja. Namun ternyata dari perkenalan itu mereka malah menjadi teman dekat setiap hari libur kami selalu di ajak jalan-jalan oleh Sodikin dan pada hari puasa pun kami selalu di ajak buka bersama di mesjid-mesjid sekitar wilayah Markhiya namun terkadang juga sampai ke daerah lain di Qatar. Bahkan terkadang dia mengantarkan makanan ke akomodasi kami dia juga terkadang memberi pakaian dish dash pakaian yang biasa di pakai oleh orang-orang Qatar. 

Sodikin mungkin sebagaian kecil dari masyarakat Indonesia yang sangat peduli keada saudara-saudaranya yang lain. Kami pun meluncur ke gedung kedutaan. Sodikin waktu itu membawa mobil Nissan Urvan yang berkapasitas kurang lebih 11 orang, padahal waktu itu jumlah kami sekitar 15 orang. Dia pun memaksakan semua agar bisa di angkut jadilah kami seperti ikan pindang di dalam mobil Nissan Urvan di hari lebaran.| 

Setelah sampai di lapangan tempat sholat akan di laksanakan kami pun bertemu dengan teman-teman yang lain yang satu kerjaan di swiss-belhotel doha. Bahkan kami pula sempat kenalan dengan banyak orang Indonesia di sana. Waktu itu ulama yang menyampaikan kutbah lebaran adalah ulama yang cukup terkenal dan populer bagi masyarakat Indonesia yaitu Ustadz, Ihksan Tanjung.Beliau menyampaikan tentang bahaya Dajjal di peradaban modern seperti sekarang ini.

Ustadz Ikhsan tanjung menjelaskan bahwa Dajjal itu sebenarnya sudah ada di muka bumi ini, Dajjal sudah turun dan sudah kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari.Dajjal yang sudah turun di tengah-tengah kehidupan kita saat ini memang bukan Dajjal yang sebenarnya melainkan Dajjal yang sudah turun di kehidupan kita di zaman ini adalah sebuah sistem yang di namakan Sistem Dajjal yang menyongsong munculnya fitnah yang sebenarnya yaitu fitnah Ad-dajjal. Dalam ceramah ustadz Ikhsan Tanjung pada waktu itu aku memang tidak begitu mengingatnya.Tapi ada sebuah kutipan ceramah beliau yang aku dapatkan di dunia maya, di mana ceramah ini patut untuk kita simak.

“Dalam sebuah Hadist nabi Muhammad SAW, menyebutkan sekurangnya ada dua pra-kondisi yang mengindikasi bakal munculnya Dajjal untuk menebar Fitnah dan kekacauan seantero dunia. ‘Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para imam meninggalkan mengingatkannya di atas mimbar-mimbar’. (HR ahmad)”.

Pra-kondisi yang pertama adalah di mana masyarakat awam sudah tidak ada lagi yang membicarakan perkara Dajjal. Kalaupun ada, mereka tidak membicarakannya berdasarkan hadist-hadist Rasulullah saw. Pembicaraan masalah Dajjal berasal dari sumber-sumber yang tidak jelas. Pra-kondisi ini nampaknya sudah menjadi kenyataan.

Pra-kondisi kedua ialah ketika para Imam di mimbar-mimbar tidak lagi mengingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Pra-kondisi kedua inipun tampaknya telah menjadi kenyataan dewasa ini.Praktis tidak ada seorangpun muballigh, penceramah ataupun ustadz dewasa ini yang mengangkat tema Dajjal dalam khutbahnya. Padahal Rasulullah saw bersabda: “Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani).

Sistem global dunia dewasa ini menghasilkan rangkaian fitnah menjelang muncul dan berkuasanya oknum Dajjal. Ini merupakan kondisi penuh fitnah yang lebih dikhawatirkan Rasulullah saw daripada munculnya fitnah Dajjal itu sendiri. Bukan suatu kebetulan jika ada hadits berbunyi sebagai berikut:Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (fitnah Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.”(HR Ahmad) 

Sementara itu pada lembaran uang satu dollar Amerika terdapat gambar yang disebut ”The Great Seal” atau ”Tanda yang Agung”. Di dalamnya ada gambar piramida yang tidak sempurna dimana pucuknya raib laksana nasi tumpeng yang terpotong bagian atasnya.Piramida tersebut merepresentasikan struktur dan sistem dunia dewasa ini.Dunia diarahkan menjadi bak satu struktur dengan sistem piramida.Namun sistem itu belum memiliki pimpinan.Yang penting mempersiapkan sistem semaksimal mungkin. Di bawah piramida tertulis Novus Ordo Seclorum, bahasa Latin yang berarti ”A New Order of the Ages” atau lebih populer dengan sebutan ”New World Order”. Mereka bermaksud membangun sebuah kehidupan berupa satu “Tatanan Dunia Baru”.Inilah yang dikatakan oleh Ahmad Thomson sebagai Sistem Dajjal.Suatu peradaban yang nilai-nilainya secara diameteral bertentangan dengan nilai-nilai Kenabian.Suatu dunia dimana segenap lini kehidupan berjalan dan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal. Di atas piramida tertera Annuit Coeptis yang berarti ”The Eye (Providence) favors our undertakings” atau “Usaha/persembahan kita direstui Mata Tunggal”. 

Mereka sangat yakin bahwa semua upaya mewujudkan Tatanan Dunia Baru mendatangkan keridhaan si Mata Tunggal.Artinya sistem dunia yang bertentangan dengan nilai-nilai kenabian justru bakal memuluskan kemunculan Dajjal. Pimpinan piramida digambarkan berupa sebuah ”mata tunggal” dalam segitiga yang diletakkan berjarak sedikit di atas pucuk piramida tersebut, seolah menyatakan bahwa pimpinan belum ada tapi sudah jelas bakal segera datang. Sekeliling segitiga bermata tunggal itu dibuat garis-garis yang seolah mengisyaratkan bahwa si mata tunggal merupakan sumber cahaya (the source of light). Nabi Muhammad saw bersabda: "Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap mu'min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak."(HR Ahmad) 

Syarat untuk sanggup mendeteksi kebatilan Dajjal dan sistemnya bukanlah intelektual atau tidaknya seseorang, melainkan murni atau tidaknya iman di dada. Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ” Ahmad Thomson menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.” Sadarkah saudara bahwa dewasa ini kita hidup di potongan zaman yang paling kelam dalam sejarah ummat Islam...? Bahkan kita sedang menjalani Badai Fitnah sebagaimana di-prediksi oleh Nabi Muhammad shollollahu 'alaihi wa sallam 15 abad yang lalu.

Peradaban dunia dewasa ini berjalan diluar petunjuk Allah subhaanahu wa ta'ala. Inilah -sebagaimana ditulis Ahmad Thomson- zaman berdirinya Sistem Dajjal. Dan kita sudah harus bersiap menghadapi puncak fitnah yakni Ad-Dajjal....! Demikianlah definisi fitnah Dajjal yang di kemukakan oleh Ustadz Iksan Tanjung.
Semoga kita semua di lindungi oleh Allah dari fitnah yang paling besar yaitu Fitah Dajjal.

Kemudian setelah selesai sholat ied.Aku pun dan teman-teman langsung meluncur ke akomodasi sebelum itu kami di bagikan makanan oleh panitia sholat ied. Aku pun makan di bersama teman-teman di samping jalan sambil menunggu bis jemputan. Pada saat aku makan tiba-tiba ponselku berdering, kulihat nomor dari Indonesia yaitu nomor kakaku. 

“Hallo,Assalamualikum” itu suara ibu. 
“waalikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu. Ibu Mohon maaf lahir bathin” jawabku sambil mata berkaca-kaca. 
“ia Ang sama-sama ibu juga mohon maaf atas segala kesalahan ibu selama ini, terlebih jarak kita cukup jauh. Ibu kangen sekali sama kamu nak” Ibu pun menangis.
“Ibu maafkan anak mu ini, di saat hari-hari bahagia ini aang tidak bisa menemani ibu, bersimpuh di pangkuan ibu memohon maaf atas segala dosa-dosa aang kepada Ibu, juga kepada ayah, kakak dan adik”. 
“sudah lah nak, kamu di sana baik-baik saja kan. Gimana rasanya lebaran di negeri arab?” 
“biasa aja bu tidak ada yang sepesial. Cuma di sini aang tidak bisa makan opor ayam buatan ibu hanya di kasih makanan kotak oleh kedutaan Indonesia di sini, ni sekarang aang lagi makan bersama teman-teman” “yaa Alhamdulillah kalau begitu, kamu banyak teman kan di sana, anggap saja teman-teman mu adalah keluargamu sehingga kamu tidak merasa asing dan tidak merasa sedih karena jauh sama keluarga. Sampaikan salam ibu ke teman-teman mu. Hati-hati di sana jaga kesehatan, sudah dulu ya nak Assalumalikum” 
“ia terima kasih atas telepon nya Ibu tercinta. Waalikumsalam warahmatullahi wabarkatuhu”

Setelah percakapan singkat itu, air mata yang berusaha aku tahan akhirnya menetes membasahi kotak nasi yang ku pegang.Dan tiba-tiba bis jemputan datang dan aku bersama teman-teman kebali ke akomodasi di Markhiya.

Thursday, April 10, 2014

5 Desember masih di tahun 2009, aku bersama seorang teman bernama Arfan hendak merenacanakan sesuatu yaitu prihal rencana jalan-jalan mencuci mata ke City Center. Seperti kebanyakan orang Indonesia lainnya bakan mungkin kebanyakan orang di dunia apabila sesudah hari gajian maka mereka akan merencenakan sesuatu untuk menghibur atau sekedar rekreasi atau di sebut juga jalan-jalan. 

Seusai kerja aku dan Arfan pun bergegas ke Al-Ghanim bus station. Al-ghanim bus station adalah stasiun bus satu-satunya di Negara Qatar selain itu setahu ku tidak ada lagi station bus selain di Al-ghannim tersebut. Stasiun bis itu sangat ramai terlebih apabila hari jumat maka ribuan orang akan memenuhi stasiun bis itu. Dari ribuan orang itu tak ada satupun orang Qatar yang memakai jasa transfortasi bus di negaranya sendiri itu mungkin di karenakan rata-rata orang Qatar adalah orang kaya raya yang satu keluarga saja bisa memiliki mobil lima. 

Semua orang yang ada di stasiun bis al-ghannim adalah orang luar atau Expatriot yang bekerja di Qatar. Kebanyakan dari mereka adalah orang Nepal dan India. Semua bis yang ada di Al-ghannim station adalah bis yang bermerek Mowasalat selain itu tidak ada perusahaan bus lain lagi, tidak seperti di Indonesia yang setiap Stasiun bis di penuhi oleh berbagi perusahaan bis. Semua bis mowasalat berwarna hijau terkadang ada juga bis yang dipenuhi oleh iklan sponsor sehingga warna hijaunya tertutup semua oleh lambang-lambang produk yang di iklankan. 

Setelah menunggu hampir setengah jam akhirnya bis yang ku tunggu pun tiba. Waktu itu penumpang agak sedikit sepi di karena hari itu bukan hari jumat. Aku dan Arfan pun akhirnya masuk lalu membayar ongkos sebesar 3 riyal, disini ongkos harus bayar terlebih dahulu, di dekat sopir bis ada sejenis alat pembayaran otomatis yang langsung mengeluarkan tiket jadi tidak usah ada kenek untuk membantu sang sopir meminta ongkos pada penumpang. 

Aku dan Arfan duduk di kursi bagian depan, tak lama berselang ada tiga orang wanita yang hendak memakai jasa transfortasi bis mowasalat juga. Tiga wanita itu nampaknya berwajah Indo tapi aku pikir itu orang philipina karena mayoritas expatriot yang berwajah asia tenggara adalah philipina akan tetapi satu orang berkerdung dua yang lainnya tidak. Orang philipina mana mungkin ada yang berkerudung rapi seperti itu mengingat orang philipina kebanyakan adalah beragama Kristen. Aku pun yakin bahwa 3 orang wanita itu adalah orang Indonesia. Aku perhatikan terus, setelah mereka selesai membayar ongkos perjalanan mereka pun mencari-cari tempat duduk. Dan tiba-tiba seseorang di antara mereka bertanya pada seorang yang lainnya “kita duduk di mana?” jelas lah perkiraanku bahwa mereka adalah orang Indonesia. Dan mereka pun duduk persis di belakang bangku kami. 

Perhatianku tertuju pada perempuan yang berkerudung, dia Nampak lebih anggun di banding teman-temannya yang lain. Kerudung yang di kenakannya sangat rapi, berwarna hitam, ia memakai baju kuning agak putih lengan panjang, celananya berwarna hitam membawa ransel hitam, pokoknya sangat anggun dan menawan. 

Setelah meraka duduk dan sedikit berbincang-bincang, akhirnya aku pun memberanikan diri untuk kenalan. Ku balik kan badan ku, kemudian dengan berani bertanya. 
“hallo, kalian orang Indonesia ya?” Tanya ku dengan sedikit suara agak gugup. 
“ia, kamu juga ya, asli mana?” jawab seseorang yang duduk di tengah yang berambut pendek. 
“Saya asli serang, Banten, kenalkan nama saya Aang, ini teman saya namanya Arfan, kalian asli mana?” jawabku sambil mengulurkan tangan tanda mengajak kenalan. 
“saya asli semarang jawa tengah, nama saya Rini, ini teman saya namanya Santi sama asli semarang, kalau yang ini namanya Nurul dia asal Jakarta” ternyata yang berkerudung itu namanya Nurul. :-)

Bis pun akhirnya jalan, bis memasuki jalan besar jabir bin mohammad street, kemudian dihadapkan dengan bundaran Al-rauda tepat di sebelahnya Swiss-belhotel Doha. lalu bis mengambil jalan ke kanan setelah beberapa meter bis di hadapkan kembali dengan bundaran, kali ini bundaran Al-sana Roundaboud lalu bis mengabil lajur kiri kemudian ke kanan melewati depan merweb Hotel. Bis berwarna hijau bernomor 57 jurusan city center itu terus jalan lurus lagi-lagi di hadapkan dengan bundaran, belum sampai 3 km sudah 3 bundaran di lewati. Bis sampai di Shark flyover kemudian melewati bawah jembatan, kini bis sudah memasuki jalur utama A ring Road. Tepat di samping kanannya pantai corniche yang begitu Indah di hiasai lampu-lampu perahu dan Indahnya gedung-gedung City Center dengan hiasan lampu yang berwarna-warni. Ada yang biru,merah,ungu,kuning bahkan ada yang kombinasi warna-warni seperti pelangi. Yang lebih keren terlihat adalah Tornado Tower dengan lampu khas warni-warni ala pelangi, membuat indah suasana city Center di susul satu gedung di sebelahnya yang tidak kalah indahnya dengan kombinasi gedung warna biru dan merah sungguh kota yang benar-benar hidup dan megah. 

Aku dan Arfan di dalam bis hanya terperanga melihat keindahan city center di malam hari di jalanan utama di samping pantai Corniche yang indah. Ini benar-benar suasana kota yang tidak ada tara keindahannya, selain bersih kota ini sangat tertata rapi walupun masih banyak pembangunan di sana sini, tapi tidak mempengaruhi keindahan kota ini. Sementara 3 cewe yang bareng bersama kami di dalam bis yang sama terus saja ngobrol dan bercanda dengan asyiknya. 

Namun di tengah asyiknya menikmati keindahan kota tiba-tiba Rini bertanya. 
“kamu sudah berapa lama tinggal di Doha?” Tanya Rini sambil mencolek punggungku yang kebetulan duduk tepat di depan mereka. 
“aku tinggal belum lama, kira-kira enam bulanan lah, kalau kalian?” aku pun balik bertanya. 
“kami sudah hampir dua tahun di doha. ini sudah mau dua kali kami bisa mengikuti hari ulang tahun Qatar nanti taggal 18 desember. Biasanya acara sangat meriah, ada kembang api, pawai, atraksi-atraksi, dll pokonya seru deh.” 
“ohh yaa, di mana kembang api dan atraksi itu di tunjukan?” Arfan pun angkat bicara. 
“di sini di Corniche” 
“ohh ia, kalian tinggal di mana dan kerja di mana?’ jawabku mengalihkan pertanyaan. 
“ aku dan Santi tinggal di dekat stasiun Al-ghannim tadi, kalau Nurul dia tinggal sama orang tuanya di Al-mansura, Aku dan santi kerja di Noodle House city center kalau Nurul dia masih sekolah dia sedang liburan di sini kebetulan kami sudah kenal sebelumnya karana Nurul sering berkunjung ke Qatar, jadi kami pun sering ketemu dan sering pergi bareng.” 
“ohh jadi Nurul ini di Qatar lagi liburan ya?” 
“ia, kebetulan Rini dan Santi ngjak jalan dari pada di rumah ya saya ikut saja ke city center sekalian ada yang mau di beli” jawab Nurul dengan nada yang begitu indah membuat jantung hati ku berdebar-debar. :-) 

Tanpa sadar bis pun akhirnya sampaii di city center. Melihat pemandangan city center yang di padati oleh gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi aku lagi terkagum-kagum dengan Negara pengasil minyak dan gas terbesar ini. Bagai mana tidak awalnya aku mengira Qatar ini Negara yang kecil yang miskin namun ternyata kekayaan melebihi orang-orang kaya di Amerika sana. Tarap hidup orang-orang Qatar sudah mewah semua, minimal satu keluarga memiliki 3 mobil itu pun kebanyakan mobil mewah sekelas Land Cruser yang harganya mencapai 3 milyar kalau di Indonesia. Kalau di bandingkan dengan kota Jakarta kota ini memang jauh lebih kecil tapi jauh lebih mewah dan juah lebih rapih dan bersih. 

Setelah sampai kami pun turun. Arfan menitipkan tasnya kepadaku untuk di bawa. Kaos ku yang bertuliskan wanted ternyata menarik perhatian Nurul. Terdengar oleh ku mereka berbisk-bisik. 
“kaosnya bertuliskan Wanted, mungkin dia lagi memburu sesuatu ya,,,mungkin” ahh kamu ada-ada saja Nurul. Sebenarnya aku dan Arfan ingin sekali mengikuti mereka bahkan kalau bisa belanja bareng dengan mereka tapi hati mengatakan jangan. “kita ketemu sampai di sini ya” ia senang berkenalan dengamu. Dan akhirnya kami pun berpisah “ahh aku lupa sesuatu” “lupa apaan” jawab Arfan. “nO Hp Nurul” ahh dasar lho, udah kejar sana,,’gak ah’, malu. Hehe!

Tuesday, April 8, 2014

Pertambahan penduduk yang cukup pesat di Qatar lebih disebabkan oleh kedatangan para pekerja asing dalam jumlah yang besar. Tenaga asing asal Asia Tenggara dan Asia Selatan hampir mengisi seluruh lini kehidupan bisnis di Qatar dan untuk warga Filiphina dan Indonesia yang ikut mencari peruntungan di Negara Teluk ini. Masyarakat Qatar telah menganut agama antara lain ; Islam 77,5 % yang merupakan agama resmi dan syariah yang menjadi dasar perundang-undangan, Kristen 8.5% lain-lainnya 14% (tahun 2004) dengan bahasa yang digunakan sehari-hari antara lain : Arab yang digunakan secara resmi dan Inggris merupakan bahasa kedua.

Bagi orang Indonesia, pada bulan April merupakan hari-hari menentukan untuk keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia dan masyarakat Indonesia yang berada di Qatar ikut ambil bagian dalam pesta akbar ini.

Tidak ketinggalan saya dan beberapa sahabat di Qatar berramai-ramai pergi ke KBRI Doha hanya untuk menyalurkan hak suara kami sebagai warga negara. Dibantu oleh pihak menajemen Swill-Belhotel yang menyediakan kendaraan berupa Bis, kamipun berangkat ke sana, kali ini sopir yang membawa bis adalah orang Indonesia Mas Adi namanya. Mas Adi tidak seperti Herminio yang bawa mobil ugal-ugalan seperti orang batak, Adi membawa bis dengan pembawaannya yang kalem tapi pasti.

Dari akomodasi pagi-pagi sudah berkumpul, saya dan Hadi sudah sangat antusias mengikuti hajatan akbar tersebut walapun pada waktu itu saya belum punya pilihan, siapa yang harus saya pilih, karena memang saya sangat jarang mengikuti berita dan kabar seputar pemilu di Indonesia, saya hanya ikutan teman-teman dari Indonesia yang juga akan memilih.

kami berangkat pagi-pagi, pkl 07.00 waktu Qatar kami sudah meluncur ke KBRI Doha, Pemilu waktu itu dilaksanakan pada waktu yang cukup baik untuk warga negara Indonesia yang berada di Qatar. Ini karena hari Kamis adalah hari terakhir sebelum akhir pekan yaitu pada hari Jum'at, di Qatar hari libur adalah hari jum'at. Selain itu, mulai hari Minggu depan sebagian besar International School libur. Banyak WNI yang merencanakan untuk berangkat umrah besok dan sudah mulai cuti hari ini.

TPS Doha berlokasi di kantor KBRI daerah Salatha Jadeed, di tengah kota Doha. Saya dan teman-teman sendiri datang ke sana sekitar jam 07.30. Suasana di luar KBRI tidak terlalu ramai, hanya saja banyak mobil yang berjejer. Di depan KBRI ada satu mobil polisi yang kelihatannya ikut menjaga keamanan Pemilu di sini.

Di dalam pekarangan KBRI, terlihat beberapa spanduk mengenai Pemilu dan dua buah tenda sebagai TPS Doha-1 dan Doha-2. Para petugas terlihat cukup nyata dengan pakaian seragam merah-putih. Sedangkan jumlah warga yang datang juga belum terlalu banyak. Kalau pun ada antrian, hanya satu-dua orang saja.

Yang menarik, di TPS Doha diadakan bazaar makanan. Tentu saja ini menjadikan Pemilu ini unik. Karena begitu selesai nyoblos, kami langsung bergegas ke bazaar. Jadi, sebenarnya kami itu mau nyoblos atau mau belanja, hehe..?

Proses pemilihan berlangsung sangat singkat. Dengan hanya menyerahkan passport, petugas penerima tamu akan mengecek di DPT yang sudah terkomputerisasi. Selanjutnya, bila nama ditemukan, maka petugas akan langsung memberikan nomor urut sebagai "kupon" untuk mengambil kertas suara. Di setiap TPS tersedia sekitar lima bilik suara, dimana waktu saya nyoblos, tidak ada satu orang pun di sana. Serasa punya bilik suara pribadi :D

Setelah itu, surat suara dimasukkan ke kotak suara dan jari pun diwarnai dengan tinta. Proses pemilihan pun selesai. Aku tidak bisa membayangkan pemilu di Indonesia, karena surat suara yang besar karena waktu itu ada 38 partai yang ikut serta dalam pemilu jadi aku sendiri sangat bingung dibuatanya, kemungkinan waktu yang dibutuhkan untuk mencari nama partai dan nama caleg juga akan lebih lama.jadi ku putuskan untuk nonyoblos partai yang menurutku membawa hoki, hehe...

Menurut panitia, TPS akan dibuka sampai dengan jam 2 sore waktu Doha atau jam 6 WIB. Sedangkan untuk WNI yang berada di luar Qatar, pencoblosan dilakukan di lokasi masing-masing, dimana surat suara sudah disampaikan ke warga lewat kurir. Ada tiga TPS di luar Doha, yaitu Messaieed-Wakra, Al Khor-Ras Laffan dan Dukhan.

waktu menunjukan pukul 10.00 waktu Doha, kami masih asyik keliling bazar sambil mencari kenalan orang-orang Indonesia lainnya. bagi kami pemilu ini bukan hanya ajang untuk kami menyalurkan aspirasi kami, tapi ini juga merupakan ajang untuk kami bersilaturahmi, karena bagi kami orang-orang Indonesia yang berada di negeri ini bukan hanya sekedar teman atau kawan melainkan mereka adalah Saudara.

selain itu dengan berpartisipasi dalam pemilu ini, kami juga sebagai warga negara yang baik akan membantu negeri Indonesia keluar dari lingkaran setan yang tengah mengungkunginya yaitu KKn yang terjadi di kalangan para pejabat yang sedang menjabat sekarang ini, dalam pemilu ini kami bisa memilih pemimpin yang menurut kami bakal membawa kemaslahatan bagi umat, tentunya terlebih dahulu kami harus mengenali si calon pemimpin tersebut, mengetahui track Recordnya dan yang tidak kalah penting juga adalah partai politik yang mengusungnya apakan partai tersebut adalah partai yang bersih dari Korupsi atau paling tidak sedikit korupsinya.

Bangsa kita adalah bagaikan bayi yang baru merangkak akan tetapi ingin langsung berlari, makanan yang harus kita makan adalah sereal atau bubur tapi kita langsung makan mangga dan itu mustahil terjadi seperti apa yang dikatakan Eep Saepulloh fatah dalam bukunya yang berjudul " Bangsa saya yang menyebalkan " yaitu bangsa Indonesia bangsa yang pongah yaitu bangsa yang sombong dan angkuh akan kekuasaan yang belum tentu ia menguasainya.

Kita bangsa Indonesia jangan pernah salah lagi dan terus mengulangi kesalahan dalam memilih pemimpin yang akan memperkosa kesejahteraan rakyat. Mulai saat ini kita harus jadi memilih pemimpin yang akan memimpin negara yang kita cintai ini. Menurut Imam al – Mawardi dalam kitab al- ahkam as- Sulthaniyah mengajukan lima kriteria seorang pemimpin yakni :

Adil dan jujur, Berpengetahuan, Sehat wal 'afiat, Arif dalam bertindak, Tegas dan berani. Beberapa ulama menambahkan syarat lain seperti mampu mengedepankan kepentingan umum, dan memiliki kualitas moral yang baik.

Kriteria diatas tentunya bisa menghindarkan kita dari memilih pemimpin yang KKN, melanggar HAM, melakukan kejahatan lingkungan dan kejahatan seksual yang akan menyengsarakan rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia yang bermayoritas kalangan menengah sampai kebawah, harus mempunyai iman yang kuat, jangan sampai kita masuk kedalam lingkaran politik uang. Politik uang atau money politict adalah suap menyuap. Islam melarang tentang suap menyuap. 

Disamping itu, adanya politik uang di pemilu, akan merugikan kita sendiri karena menghasilkan pemimpin yang tidak bermoral, karena dukungan diperoleh dengan membeli bukan di sarankan pada kriteria yang di tetapkan. Dan bahkan yang lebih parah lagi pemimpin yang di pilih untuk menuntut mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya, tentu korupsilah yang akan di lakukannya.

Tentu ini bukanlah hal yang kita harapkan, kita memilih adalah untuk melahirkan seorang pigur pemimpin yang bisa membawa negeri Indonesia ke arah yang lebih baik, adil, makmur, sentosa. walau kami tengah berada di negeri lain negeri yang kamipun tidak mengetahui asal usulnya, tapi kami tetap cinta Indonesia. bahkan kami disini adalah untuk Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa.

waktu menunjukan pukul 11.00 waktu Doha, tidak terasa sudah hampir empat jam kami berada di KBRI, nampaknya Dimas, Hadi dan Mas Dika sangat menikmati makanan yang dijajakan di Bazaar juga tidak ketinggalan teman-teman yang lain yang sangat antusias mengikuti pemilu pada waktu itu. setelah itu kamipun pulang, Adi sudah stand by di dalam Bis, Gas Bis Nissan itu di tanjab Adi kami meluncur kembali ke Akomodasi ada sebagian yang langsung bertolak ke Swiss-belhotel hotel.
Doha. 09 mei 2009. Malam itu baru saja aku pulang kerja di antar oleh bis yang biasa dengan sopir yang biasa yaitu Herminio. Kemudian tiba-tiba ponselku berdering terlihat nomor Dimas. Dimas mengajakku main sepak bola bareng Mr. Engine orang Turki bos Dimas yang baik hati. Kemudian kami berangkat bersama-sama, Mr. Engine umurnya sudah menginjak kepala empat tapi setaminanya masih seperti anak yang beumur belasan. Dari akomodasi ke lapangan Qatar Sport Stadium dia mengajak lari itung-itung pemansan katanya. Dia berlari tak ada hentinya demikian pula dimas, dimas adalah mantan atlet futsal di kampusnya dulu, sedangkan aku lari pagi pun jarang. Oleh karena itu aku ketinggalan sangat jauh oleh meraka,benar-benar payah aku ini sampai-sampai Dimas dan Mr. Engine menungguku di pinggir jalan peyebrangan. Dengan terkopoh-kopoh aku pun akhirnya bisa mengejar mereka, “ haruh mas payah aku mas bagaimana aku mau main bola baru lari segini aja aku udah nyerah mas..haduh capek” aku pun berkeluh kesah sama dimas dan Mr. Engine yang terlihat biasa-biasa saja. “what happen to you aang?” orang bule itu pun mengajukan pertanyaan “I am very tired , sir” “its oke after this we stretching and than we try to kick the ball” “ayo ang kamu bisa” sahut dimas.

Akhirnya kami sampai di lapangan. Setelah menjejakan kaki di lapangan itu, rasanya aku mendingan tiduran saja. Rumputnya seperti karpet permadani yang terhampar begitu hijau dan bagus sangat terawat dengan rapi tidak seperti lanpangan-lapangan di Indonesia yang gundul dan rumutnya sangat kasar. Kemudian setelah Streching Mr.Engine pun mengeluarkan bola yang ada di tas nya. Satu dua tendangan di arahkan Mr. Engine ke Dimas yang di tugaskan menjaga gawang, aku waktu itu hanya lari-lari kecil mengelilingi lapangan karena di tugaskan Mr. Engine untuk mengolah fisik ku terlebih dahulu, setelah itu aku pun di persilahkan bergabung untuk menendang satu dua kali tendangan kearah Dimas yang menjaga gawang. Memang waktu itu kami hanya bertiga karena teman-teman yang lain belum sempat untuk bergabung main bola bersama. Tapi setelah beberapa kali latihan dan karena ajakan Mr.Engine yang begitu semangat dan antusias akhirnya pada latihan yang ke-4 anggota kami sudah mencapai dua tim futsal.

Awal juni tahun 2009, akhirnya kami bisa bermain full tim. Di karenakan orang Indonesia waktu itu begitu banyak akhirnya Mr. Engine berinisiatif untuk mengadakan pertandingan tim Indonesia VS campuran. Campuran artinya kumpulan dari berbagai Negara yang bekerja di Swiss-belhotel di antaranya ada yang dari Turki yaitu Mr. Engine itu sendiri, ada yang dari Zimbabwe yaitu Mr.Gift, ada yang dari Nigeria, ada yang dari Afrika Selatan, ada yang berasal dari Maroko, ada yang dari Iran, India,Nepal dan Srilangka, kecuali orang Philipina karena mereka tak suka main sepak bola. Gabungan tim itu melawan kami orang Indonesia yang badannya relative lebih kecil dari mereka. Namun kami tak gentar untuk melawan mereka justru ini adalah suatu kebanggan karana kami dari Indonesia bisa melawan langsung gabungan dari berbagai Negara yang di mana orang-orangnya ada yang bule, yang item, dan juga ada yang arab.

Pertandingan berlangsung, Dimas menjadi kapten tim Indonesia, Mr. Engine menjadi kapten tim campuran. Aku di tugaskan oleh dimas untuk menjaga sayap kanan berduel dengan Rizki yang menjaga sayap kiri sedangakan dimas sendiri bertugas di lapangan tengah, straiker di tugaskan kepada Messi khoiri yang luamyan lincah, bagian belakang di jaga oleh Mas dika, ade, dan pak Ahmad. Aku pun di dampingi aviv yang menjaga bagian kanan tengah dan bagian kiri tengah di jaga Hadi, sedangkan penjaga gawang di tugas kan kepada pak sandi. Kala itu kami benar-benar tim yang lumayan taguh. Sedangkan tim campuran yang di komandani oleh Mr. Engine terlihat begitu kokoh dengan pemain yang kemampuannya di atas rata-rata karena terdiri dari berbagai negera yang jago sepak bola seperti Nigeria dan Zimbabwe namun penjaga gawang mereka begitu lemah karena di jaga oleh orang Nepal yang bernama Mr.Dilip yang berasal dari Nepal itu.

Kick off pun di mulai, setelah 10 menit sekor masih 0-0 dan akhirnya pada menit ke 15 gawang pak sandhi ke jebol oleh tendangan jarak jauh Mr. Engine. Sekor berubah menjadi 1-0 untuk kemenagan tim campuran. Kami pun tak mau kalah dimas memberikan komando stratategi di ubah kali ini dimas menugaskan aviv untuk sedikit lebih maju karena selama ini aviv terlalu ke belakang sehingga tak ada supplai bola ke depan. Dan akhirnya benar strategi dimas jitu bola akhirnya lebih banyak menyerang ke tim campuran dan akhirnya pada menit ke 23 aku pun bisa menyodorkan bola ke Messi khori yang berdiri bebas di muka gawang. Bola pun dengan secepat kilat di eksekusi oleh Messi khoiri dan goal. Sekor berubah 1-1. Kami pun semakin semangat tim campuran juga tak kalah semangatnya. Mr. Engine berteriak-teriak menggunakan bahasa Inggris walupun kadang bahasa Turki nya keluar juga. Pada menit ke 30 aviv dengan cantikanya mengoper bola kearah ku yang berdiri bebas di sebelah kiri gawang yang di jaga Dilip orang Nepal bola ku sodorkan ke muka gawang, dengan secepat kilat Rizki menerobos dari sayap kiri bola di eksekusi dan goal sekor ke-2 untuk tim Indonesia kali ini keadaan berubah tim Indonesia yang badannya kecil-kecil yang memimpin pertandingan. Babak pertama selesai, kami beristirahat selama 10 menit.

Babak kedua berlangsung lumayan alot sudah menit ke-60 keadaan belum berubah masih 1-2 untuk kemenangan tim Indonesia. Namun pada menit 75 Ali orang Iran yang lincah itu yang beberapa kali meluncurkan tendangan kearah gawang pak Sandhi, akhirnya tendangan nya kali ini tidak bisa di jaga dengan baik oleh pak Sandhi yang mantan penjaga gawang Persikabo (persatuan sepak bola kampung bojong) bola pun menembus gawang, sekor berubah 2-2. Pada menit 80 terjadi pelanggaran di muka gawang kami tim Indonesia, pak akhmad melanggar Gift yang sedang bebas menggiring bola, Gift pun jatuh di karenakan tidak ada wasit Mr. Engine meminta tendangan Finalty padahal aku melihat Gift jatuh karena Diving dia menjatuhkan badannya sendiri Dimas pun melihat demikian hingga akhirnya cek-cok pun terjadi antara kedua kapten. Dan akhirnya Dimas mengalah, Finalty di laksanakan eksekusi di ambil oleb Mr. Engine itu sendiri, Goal. Sekor berubah 3-2 untuk kemenagan tim campuran.

Dan hingga peluit babak ke dua di bunyikan keadaan tidak berubah tetap 3-2 untuk kemenangan tim campuran. Kami tim Indonesia memang sedikit kecewa tapi itu wajar mengingat para pemain kami sudah sangat kelelahan.” Fisik mereka memang lebih unggul di banding fisik kita”. kata sang kapten Dimas tapi gak apa-apa lah sudah bisa bermain saja kita sudah sangat bersukur apalagi sekor kita gak jelek-jelek amat. Mr. Engine memang hebat sudah kepala 4 tapi lari dan tendangan nya masih sangat kencang dan mamapu menjebol gawang pak Sandhi yang lumayan jago.

Pertandingan selesai sampai larut malam tak terasa sudah jam 10.30 malam, padahal besok pagi aku haru kerja pagi. Kami pun bergegas meningalkan lapangan Qatar Sport Stadium itu yang lampu nya satu persatu mulai di padamkan. Untungnya ada bis dari hotel yang bersedia menjemput hingga aku pun tak susah payah jalan kakai sejauh kurang lebih 500 m dari akomodasi karena memang kaki sudah tak kuat untuk berjalan akibat saking capeknya karena 2x45 menit tak ada yang menggantikan karena memang tak ada pengganti. Kami pun sampai di akomodasai, aku langsung bergegas mandi, sholat lalu tidur.sssstttt!
Pertama kali saya mendengar Qatar yang terbayang dalam benak saya adalah Negara kecil dengan penduduk yang sejahtera seperti halnya Berunai Darussalam Negara kecil yang memiliki kekayaan minyak yang luar biasa membuat penduduknya terjamin kesejahteraannya. Ternyata dugaan saya tidak meleset. Qatar adalah Negara arab yang kaya raya dengan sumber daya alam melimpah yaitu berupa minyak dan gas bumi, gedung-gedung pencakar langit, mobil-mobil mewah, dan hal-hal lain yang membuat kita iri dibuatnya. Apalagi menurut data IMF, Qatar adalah Negara kaya dengan pendapatan GDP tertinggi di dunia, bisa dibayangkan betapa makmurnya Negeri ini.

Hari itu adalah hari selasa, dimana hari pertama kali saya akan melaksanakan tugas sebagai karyawan di Swissbelhotel-Doha, di kamar no 7 bukan hanya saya dan Hadi yang tinggal disana, melainkan ada 4 orang lagi, mereka adalah orang asing bersal dari Nepal. Mereka adalah Raj Kumar, Tirtha Ramkahti, Tika del Ray dan Dilip Caudhari, mereka sudah tinggal di Qatar selama dua tahun. Mereka sangat bersahabat, walaupun bermodalkan bahasa inggris secukupnya mereka mencoba mengajak kami menjadi bagian dari keluarga mereka yang setiap hari selalu mengajak bercengkrama dan berdiskusi, yang paling aktif adalah Tirtha walaupun usianya sudah berkepala empat, Tirtha adalah yang paling rajin dalam belajar setiap malam dia selalu menambah kosa kata dalam bahasa inggris dan bahasa arab yang dipelajarinya. Dilip adalah orang yang paling kece bisa dibilang paling gaul karena mungkin ia yang paling muda di antara mereka, Dilip dalam berdandan rambutnya selalu di sisir klimis seperti gaya rambut ala Elpis memakai minyak rambut yang baunya sangat menyengat seperti baunya minyak misik membuat saya hampir muntah bila dekat dengannya, lain lagi dengan tingkah laku Tika, ia adalah seorang pendiam wajahnya mencerminkan raut yang patut diberi belas kasihan, sepertinya orang ini dari kecil sudah menjalani kehidupan yang cukup berat (Masa kecil kurang bahagia) tidak ada sedikitpun terpancar raut kebahagiaan di wajahnya, walaupun dia memiliki kelebihan dengan senyman yang khas, namun yang membuat saya kesal adalah setiap malam kalau tidur dia mendengkur dengan nada yang sangat keras menggentarkan seisi kamar membuat suasana menjadi tidak nyaman. Raj Kumar adalah yang paling ganteng di antara mereka mungkin diantara kami ber enam di kamar No.7 Villa no.2 Raj adalah yang paling tampan, wajahnya mirip seperti artis Bollywood Sahru Khan, tidak heran jika ia sudah menikah karena di Nepal atau dimanapun jika ada pemuda ganteng maka tidak sedikit wanita yang menyukainya, karena itu Raj memutuskan untuk segera manikah, dia meninggalkan anak istrinya selama dua tahun untuk mencari nafkah di Doha ini.

Berbicara soal Nepal, ini adalah Negara yang memiliki bendera yang beda dari yang lain, bentuknya unik terdiri dari dua buah segitiga yang berkibar berwarna merah tua mempunyai list warna biru di tengahnya ada gambar bulan dan matahari terbit.

Nepal terletak dikawasan pegunungan Himalaya, adalah sebuah negera terkurung daratan di asia selatan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok (Daerah otonomi Tibet) disebelah utara dan india barat, timur, dan selatan. Negara Nepal dibentuk melalui persatuan Nepal pada 21 Desember 1768. Pithvi Narayan Shah menjadi raja pertama. Nepal merdeka dari inggris pada 21 Desember 1923. Sebelumnya negera yang terletak di pegunungan Himalaya ini bersetatus protektorat setelah dikalahkan inggris dalam perang pada tahun 1815. Pada tahun 1990, Nepal mengubah system kerajaan menjadi Monarki Konstitusional. Kemudian pada tahun 2008 kerajaan Nepal resmi dibubarkan dan Nepal berubah menjadi Negara REpublik Federal yang sekuler.

Meskipun luas wilayahnya kecil, Negara ini memiliki lanskap yang bervariasi, mulai dari terai yang lembap di selatan sampai Himalaya yang tinggi diutara. Nepal memiliki delapan dari sepuluh puncak tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest dekat perbatasan China. Kathmandu merupakan ibukota dan kota terbesar.

Kata “Nepal” diyakini oleh para ahli berasal dari kata “Nepa:” yang mengacu pada kerajaan Newar. Dalam bahasa sangsekerta (Atharvaveda Parisista) dan prasasti periode Gupta, Negara ini disebut sebagai Nepala. Newar di Nepal, penduduk lembah Kathmandu dan perlengkapannya, dilakukan disebut sebagai “Nepa:” sebelum muculnya dinasti Shah.

Legenda setempat mengatakan bahwa seorang Hindu yang bijak bernama “Ne” berdiri sendiri di lembah Kathmandu pada zaman prasejarah dan bahwa kata “Nepal” muncul sebagai tempat yang terlindung (“pala” dalam bahasa sangsekerta) oleh orang bijak “Ne”. Etimologi rakyat ini nama Nepal Berarti “Negara dipelihara oleh ‘Ne’.”

Dia dikatakan telah melakukan upacara keagamaan di Teku, pada pertemuan yang Bagmati dan sungai-sungai Bishumati dan telah memilih seorang gembala sapi yang shaleh untuk menjadi yang pertama dari banyak raja dari dinasti Gopala. Dia adalah penguasa dikatakan telah memerintah Nepal selama lebih dari 500 tahun dia memilih Bukhtaman menjadi raja pertama digaris Gopala (gembala sapi) Dinasti. Dinasti Gopala dikatakan telah memerintah selama 621 tahun. Yakshya Gupta adalah raja terakhir dari dinasti ini.

Namun menurut Skanda Purana, Resi yang disebut “Ne” atau “Nemuni” dulu tinggal di Himalaya. Dalam purana pashupati, ia disebut-sebut sebagai seorang Santo dan pelindung. Dia dikatakan telah berlatih meditasi di magmati dan sungai kesavati dan telah mengajar disana.

Begitu menarik cerita tentang sejarah Nepal ini, sejarah yang lahir sejak berabad-abad yang lalu, sama halnya dengan sejarah Indonesia yang dulunya dikuasai oleh kerjaan Hindu dan Budha seperti Majapahit yang terkenal dengan Gajahmadanya.

Kami berenam Saya, Hadi, Raj, Tirtha, Tika dan Dilip setiap malam sehabis pulang kerja selalu menyempatkan waktu untuk bercengkrama, berbincang mengenal satu sama lain walaupun dalam segi bahasa kami juga masih terbata-bata, itu makannya banyak pengetahuan yang bisa kami peroleh baik tentang negera mereka maupun tentang Qatar karena mereka lebih lama tinggal di negeri ini. Saya dan empat orang Nepal tadi berada dalam satu Departemen dilingkungan kerja yaitu Housekeeping Departeman yang di Manajeri oleh seorang Ibu yang bijak berasal dari Thailand namanya Sarinya Kalayanamit saya sering memanggilnya Madam Sarinya.

Dikarenakan Tirtha, Tika, Raj dan Dilip adalah orang baru di dunia perhotelan karena sebelumnya mereka adalah pekerja bangunan hotel tersebut yang mendapatkan prestasi menjadi pekerja terbaik karena kedisiplinan dan kerajinannya akhirnya mereka diangkat sebagai karyawan Swiss-belhotel Doha, saya di tugaskan oleh Madam Sarinya untuk mengajari mereka terkait ilmu dan teori-teori seputar HouseKeeping.

Selain mereka keluarga baru saya di Doha adalah teman-teman lain yang berasal dari beberpa negera, seperti Philipina, Turki, India, Bangladesh, Sri langka, Iran, Mesir, Maroko, Myanmar, Syria, Palestina,Zimbabwe, Nigeria dan Afrika Selatan. Yang menjadi keluarga besar utama adalah orang-orang Indonesia yang tentunya karena satu nagara, satu bangsa, dan satu bahasa.

Qatar jumlah penduduk aslinya hanya sekitar 800 ribu orang, sedangakan Ekspatriotnya mencapai angka 2 juta orang, sungguh perbandingan yang luar biasa antara pendatang dan penduduk lokal, di Qatar nampaknya tidak ada satupun penduduk lokalnya yang bekerja kecuali sebagi pengusaha dan pejabat pemerintah. Negera yang paling banyak menyumbangkan para pekerjanya di Qatar adalah Philipina setelah itu Nepal. Orang Indonesia sendiri banyak yang menjadi TKI dan pekerja Profesional namun jumlahnya tidak sebanyak orang Philipina dan orang Nepal, Indiapun banyak mendominasi tetapi mereka kabanyakan adalah pedagang yang memadati pasar-pasar tradisional Qatar yang di sebut dengan Souq. Diantara Souq yang paling terkenal adalah Souq Waqif.
Aku dan teman-teman memasuki gedung yang megah itu, yang ku kira sudah jadi, karena Nampak di luar begitu rapih dan bagus. Namun siapa sangka didalam gedung masih berantakan semua peralatan gedung masih belum berada pada tempat yang semestinya. Ya kami maklumi karena kami disini tergabung dalam Free Opening Team dimana kami bertugas membuka hotel ini dari Nol hingga beroperasi. Kami pun hanya melihat- lihat sejenak, setelah itu, Herminio mengajak kami ke akomodasi tempat di mana kami akan tinggal. Kami pun bergegas menuju bus Nissan yang kami tumpangi tadi. Setelah naik, Lalu Herminio pun menancap gas bis itu, nampak nya dia memang gak jauh beda sama sifat orang batak bawa bus hotel sepeti bawa metromini, ugal ugalan Gak jauh beda pokoknya sama si batak yang sering mangkal di terminal grogol kalau nggak terminal kalideres, Cuma gayanya aja yang cool dengan kaca mata hitam yang selalu di tempel di jidatnya.

Bis itu mulai keluar dari basemen gedung, terus belok kiri mulai memasuki jalan utama. Kemudian bis itu melaju lurus, belum lama beberapa meter bis sudah di stop oleh traffic light. Tak menunggu lama lampu hijau, Herminio pun kembali menancap gas. Kini bis yang kami tumpangi di hadapi oleh bundaran Doha museum of Islamic art. Nampak terlihat musiumnya juga, gedung segi tiga, seperti piramida dari mesir namun tidak begitu lancip, cat nya berwarna putih kekuningan sama persisi seperti gedung-gedung yang lain,taman-tamannya begitu indah terlihat pohon kurma di sekitar area parkir dan pohon palm yang berjejer rapi membentuk barisan menambah indahnya gedung berbentuk segi tiga itu.

Bis terus melaju lagi-lagi kini menghadapi bundaran, didepan terlihat gedung Emiri Diwan yang megah pagarnya hampir dua meter di lengkapi kamera pengintai di sampingnya berdiri sebuah masjid yang megah kubahnya berwarna hijau tua. Gedung itu di lengkapi dengan taman yang luas dan indah rumput-tumput hijau mendominasi kering nya padang pasir, di atasnya berkibar bendera bergerigi berwarna merah dongker dan gerigi putih melambangkan suatu kekuatan yang kokoh.

Bis terus melaju, Nampak di sebelah kiri taman yang begitu indah, namanya taman Al-Lumaira Park kemudian melirik ke kanan aku melihat pantai corniche, pantai yang terkenal itu adalah pantai kebanggan orang Qatar, pantaiya begitu rapi dan bersih, perahu-perahu berjejer dengan rapi, sesekali orang terlihat lari-lari ke sana ke mari ada juga yang sedang duduk-duduk santai bersama keluarga ada juga yang hanya jalan-jalan dan terkadang ada juga terlihat orang yang sedang berduaan bermesraan, pasti itu pasangan suami istri gumamku dalam hati, tidak ktinggalan terlihat orang-orang memancing menambah indahnya suasana kota doha.

Dari seberang pantai Corniche, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi, gedung-gedung terlihat mewah dan megah namun ada juga gedung yang belum selesai di bangun yang terlihat hanya seperti kerangka bangunan. Bis terus melaju dengan kecepatan kurang lebih 80 km/jam. walau sangar nampaknya Hertimio masih taat peraturan. Lagi-lagi bis di hadapkan dengan bundaran, kali ini bundaran yang tengahnya ada patung seperti kijang bertanduk nama nya oryx. Oryx adalah mascot kebanggan Negara Qatar, Oryx hidup di gurun-gurun yang terdapat di Qatar, makanannya kaktus dan rumput-rumput liar.

Bis terus melaju menyusuri jalanan yang sedikit menanjak kini mata ku melihat sebuah lapangan sepak bola yang lumayan besar, Qatar Sport Stadium namanya, Stadium ini dilengkapi dengan lampu-lampu yang memiliki kapasitas ribuan kilo watt, diluarnya Nampak lapangan untuk latihan yang begitu hijau terawat begitu rapih dan bersih di kelilingi kawat-kawat yang berdiri membentuk jaring.

Kemudian bus belok kanan memasuki sebuah jalanan yang sepertinya komplek perumahan. Rumah-rumah mewah berjejer dengan rapi namun tetap kelasik menyerupai bangunan mesir kuno yang tanpa atap dan genteng. Di sekitar gedung-gedung di kelilingi oleh batu-batu dan pasir yang kering . kemudian bis berhenti di sebuah villa dengan cat kuning kecoklatan kami pun turun bersama-sama. Kemudian keluar seorang lelaki yang bermata sipit, rambutnya ikal dan memakai celana kolor pendek, kaos nya warna abu-abu menyapa kami yang baru saja turun dari bis.

“Welcome to doha, pare !” yah lagi-lagi pare gumamku dalam hati. “My name is Romel, I am also driver but now my job is allocate you to the accommodation. I already have the list for all of you to allocate the room number. When I tell your name and your room please come to your room oke..!” “oke” kami serentak menjawab.

“MR.Pranowo, Mr. Ardika are in the room number 7. Mr. Sukoco, Mr. Aviv, MR.Ade and Mr.Fajar please come to the room number 6”

“How about me” tanyaku yang tidak kunjung di panggil nama.

“who is your name?”

“Aang” “ooh Mr. Aang kunaepi, you are still young. Are you serious will join with us", waduh si Romel ini benar-benar menyepelekan saya mentang-mentang saya masih terlihat muda, ya memang usia saya pada waktu itu belum genap 19 tahun saya menjadi karyawan termuda bahkan banyak teman-teman menganggap saya masih sekolah SMA, tapi gini-gini juga kompetensinya bisa di adu, hehehe.

"I’m Serius Mr. Romel don’t worry I will be a part of your good team." “ok Mr Aang I believe to you, your Room is in the villa no.2 room no.7 with Mr.Hadi. that is in other building there, oke I will escort you” “oke thank you Mr. Romel”

Dengan matahari yang begitu menyengat kami jalan kaki menuju villa no.2 yang jaraknya berkisar 10 meter dari villa 3 tempat yang lain tinggal. Kami pun sampai di villa itu, villanya Nampak kosong tak berpenghuni, di depannya ada kolam renang berukuran 2x3 m tanpa air. Lalu aku, Hadi dan Mr. Romel masuk ke dalam menaiki anak tangga menuju lantai dua, Nampak lah kamar no.7 setelah Mr.Romel membuka kamar itu terlihat kamar itu begitu besar dan luas memiliki kamar mandi sendiri, AC yg cukup dingin dan fasilitas lain yang meyakinkan. Mr.romel menjelaskan semua pasilitas dan ikut serta juga merapihkan tempat tidur kami, aku kebagian tidur di atas dan di bawahnya Hadi, bagiku tak masalah karena badan ku kecil dan ringan. Setelah selesai Mr. Romel pun keluar “oke I hope you will enjoy stay in this Room” “oke thank you Mr. Romel” jawab Hadi. Kemudian aku dan Hadi bergegas merapihkan koper dan barang bawaan masing-masing. Baju-baju ku masukan ke dalam lemari yang berukuran 1x2 m koper ku taruh di atas. Hadi Nampak sibuk merapihkan barang-barangnya kemudian aku pun berinisiatip untuk membantu karena barang bawaan Hadi lumayan cukup banyak.

AC yang begitu sejuk dan dingin menambah indahnya suasana, hembusan anginnya laksana buaian tangan bidadari yang menghantarkan istirahatku sore itu, aku melihat hadi pun sama dengan posisinya sudah mendengkur, mungkin saking capeknya melakukan perjalanan hampir 16 jam. Tak lama akupun terlelap tidur. Dalam tidur mimpi indahpun menghampiri, seakan sosok ibu hadir disana, mengingatkanku agar selalu menjaga diri. “Sayangi orang-orang yang menyayangimu, temanmu di sana adalah keluargamu, suatu saat kau akan membutuhkan pertolongan mereka, atau mereka yang akan membutuhkan pertolonganmu jadi jagalah hubungan baik dengan mereka, sayangi mereka sebagaimana kau menyayangi dirimu sendiri.” Di rumah baru ini kenangan indah dan kenangan pahit akan menjadi bagian perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan petualangan.

Wednesday, April 2, 2014

Doha, 21 April 2009. Burung besi yang kutumpangi bersiap mendarat di bumi , Qatar Nampak dari dalam pesawat, melalui pasilitas kamera aku dapat melihat daratan negeri yang tandus. Tidak ada satu pohon pun yang sepertinya tumbuh, aku hanya bisa melihat hamparan daratan yang berwarna kuning kecoklatan sesekali gedung-gedung yang menjulang tinggi Nampak terlihat. Dan tiba-tiba terasa getaran kaki burung besi yang ku tumpangi mencengkram daratan. Alhamdulillah aku telah sampai di negeri yang ku tuju.

Pintu pesawatpun di buka, kali ini aku merasa heran ko di bandara Qatar, Doha International Airport (DOH) masih menggunakan tangga penumpang tidak seperti di bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) apalagi kalau di bandingkan dengan bandara International Dubai (DXB) yang konon katanya merupakan salah satu bandara termegah di dunia dimana Emirates Airline bermarkas di sana, Emirates Airline juga katanya merupakan maskapai penerbangan bintang lima terbaik dunia, kami sempat transit beberapa jam di sana bandara Dubai sangat megah dan mewah sedangkan bandra Doha, Qatar masih tertinggal jauh tapi sedang melakukan pembangunan yang besar-besaran, dari tangga turun pesawat kami diantar menggunakan shuttle bus kebagian imigrasi Qatar. dalam hati sempat bergumam Wah sepertinya aku salah tempat nih, kenapa aku dulu gak ambil kerja di Dubai yang ketahuan lebih megah dan lebih modern. Kesan pertama itu seakan membuatku kurang bangga dengan negeri yang akan aku singgahi selama dua tahun ini.

Shuttle bus kemudian melaju ke sebuah gedung kedatangan bandara internasional Doha ke arah imigrasi. Aku dan enam teman ku yang lain termasuk mas Dika turun dari bus berwarna hijau itu. Kami langsung menuju konter imigrasi untuk di cap passport. Kali ini yang berbeda adalah petugas imigrasi lebih ramah, lebih sopan semunya wanita yang Nampak sangat cantik memakai abaya hitam kepalanya di tutupi kerudung yang tertutup bahkan ada wajahnya yang di tutup cadar seperti ninja ala jepang. Petugas yang semuanya berwajah arab itu Nampak senyum kepada setiap penumpang yang hendak di layaninya. Aku pun merasa sedikit nyaman. Tidak ada birokrasi seperti yang terjadi di Indonesia, semua berjalan lancar waktu pun tidak terbuang sia-sia.

Setelah itu aku mengambil koper ku, nasib buruk koperku nampak rusak rodanya hilang satu, entah kenapa mungkin petugas bagasi pesawat yang tidak ramah memeprlakukan koperku hingga rusak. Terpaksa aku harus memikul koper seberat 25 kg itu. Di luar gerbang pintu keluar terlihat banyak sekali orang-orang dari berbagai jenis suku bangsa sedang menanti kedatangan sanak saudara mereka, ada yang bule, ada yang berkulit hitam, ada wajah indo, ada wajah india dan lain sebagainya. Di sela-sela tumpukan manusia itu Nampak seorang pria yang memakai kaos hitam berdiri mengacungkan sebuah papan nama yang berisi daftar 7 orang yang berasal dari Indonesia, “itu dia orang yang menjemput kita” kata seorang teman yang bernama Fajar, oh ia itu dia. Orang itu pun melambaikan tangan, sepertinya dia dari Indonesia wajahnya mirip sekali sama orang batak, sedikit hitam dan wajahnya sedikit terlihat sangar.

Dan kami pun sudah berdiri tepat di hadapan orang tadi. Kemudian dia menyapa “ welcome to Doha, pare”. kening ku bekerut “Pare” masak kita di bilang padi, pare kan artinya padi sahut ku kepada mas teman-teman. “udah kita ikut saja nanti juga kamu tahu dia orang mana” jawab mas Koco membuatku semakin penasaran. Sambil memutar-mutar gantungan kunci di tangannya “Follow me” sahut pria asing itu.
“ahh pake bahasa inggris segala, kamu pasti orang Indonesia kan?” tiba-tiba teman yang bernama aviv memberanikan diri untuk bertanya. “Haha what do you speak pare”. Waduh lagi-lagi bilang pare. pare adalah panggilan akrab bagi orang Philipina, seperti Brother dalam bahasa inggris.
“Where are you from?” kata pak pranowo.
“I am from Philipina, my nama is Harteminio” ohh Philipina gumam ku dalam hati. Pantes aja mirip sama orang kita. kami terus mengikuti nya dengan bawaan koper masing-masing, aku yang terkopoh-kopoh karena harus memikul koperku yag rusak, dan akhirnya kami pun sampai di sebuah bus berwarna putih bermerek Nissan, bus itu masih baru, bangku nya masih dibungkus pelastik Nampak di atas kaca tulisan berbahasa Inggris “Do not spittle in the bus” yang artinya jangan meludah di dalam bis.

Bus berwarna putih itu pun melaju keluar bandara menyusuri jalanan kota Doha yang jauh lebih bersih dari pada jalanan kota Jakarta. Lalu lintas sangat lancar walupun sedkit padat, Nampak sama sekali tidak ada kendaraan bermotor semuanya kendaraan roda empat. Bus itu melewati beberapa bundaran, tidak seperti bundaran HI Bundara ini lebih kecil namun jumlahnya banyak hampir di setiap 2 km kita akan menemui bundaran disebut Roundaboud. Bus itu terus melaju dengan kecepatan tidak lebih dari 80 km/jam karena apabila kecepatan melebihi 80 km/jam di jantung jalanan kota doha maka secara otomatis kamera pengintai akan menjepretkan cahayanya kepada kendaraan yang berani melanggar batas kecepatan maksimal yang artinya kendaraan tersebut akan di kenai sangsi dan denda. Nampak nya tidak perlu polisi untuk mengatur lalu lintas di jalan-jalan kota doha ini.

Bus terus melaju, terlihat di pinggiran gedung-gedung yang bertuliskan arab menghiasi kota. Gedung-gedung itu sangat jauh berbeda dengan kebanyakan gedung yang ada di Jakarta. Gedung-gedung di kota ini lebih unik dan classic semua cat nya hampir berwarna kuning kecoklatan. Ku kira itu kota yang paling mewah di Qatar, namun ternyata masih ada kota yang jauh lebih megah. Kota itu terlihat dari sebrang kota doha, gedung-gedung yang menjulang tinggi, bentuknya hampir semua unik, ada yang mirip kubah mesjid, ada yang mirip tornado ada pula yang mirip piramida di mesir.

Tidak lebih menempuh perjalanan selama 15 menit dari bandara Internasional doha. Bis kami pun akhirnya sampai di sebuah gedung twin berwarna hijau dan putih. Gedung itu tidak lain adalah gedung Swiss-belhotel Doha, gedung bakal tempat aku dan teman-temanku mencari napkah dan berkarir selama dua tahun di sana. Dan juga gedung di mana tempatku untuk meraih impian, bisa jadi. Gedung dengan gaya artistik modern di tengah-tengah bangunan tradisinal arab yang kalsik menimbulkan suasana yang agak mencolok, mungkin ini adalah salah satu setrategi dimana orang-orang mau lebih banyak berkunjung ke hotel ini. ya Semoga ~