Aku dan teman-teman memasuki gedung yang megah itu, yang ku kira sudah jadi, karena Nampak di luar begitu rapih dan bagus. Namun siapa sangka didalam gedung masih berantakan semua peralatan gedung masih belum berada pada tempat yang semestinya. Ya kami maklumi karena kami disini tergabung dalam Free Opening Team dimana kami bertugas membuka hotel ini dari Nol hingga beroperasi. Kami pun hanya melihat- lihat sejenak, setelah itu, Herminio mengajak kami ke akomodasi tempat di mana kami akan tinggal. Kami pun bergegas menuju bus Nissan yang kami tumpangi tadi. Setelah naik, Lalu Herminio pun menancap gas bis itu, nampak nya dia memang gak jauh beda sama sifat orang batak bawa bus hotel sepeti bawa metromini, ugal ugalan Gak jauh beda pokoknya sama si batak yang sering mangkal di terminal grogol kalau nggak terminal kalideres, Cuma gayanya aja yang cool dengan kaca mata hitam yang selalu di tempel di jidatnya.
Bis itu mulai keluar dari basemen gedung, terus belok kiri mulai memasuki jalan utama. Kemudian bis itu melaju lurus, belum lama beberapa meter bis sudah di stop oleh traffic light. Tak menunggu lama lampu hijau, Herminio pun kembali menancap gas. Kini bis yang kami tumpangi di hadapi oleh bundaran Doha museum of Islamic art. Nampak terlihat musiumnya juga, gedung segi tiga, seperti piramida dari mesir namun tidak begitu lancip, cat nya berwarna putih kekuningan sama persisi seperti gedung-gedung yang lain,taman-tamannya begitu indah terlihat pohon kurma di sekitar area parkir dan pohon palm yang berjejer rapi membentuk barisan menambah indahnya gedung berbentuk segi tiga itu.
Bis terus melaju lagi-lagi kini menghadapi bundaran, didepan terlihat gedung Emiri Diwan yang megah pagarnya hampir dua meter di lengkapi kamera pengintai di sampingnya berdiri sebuah masjid yang megah kubahnya berwarna hijau tua. Gedung itu di lengkapi dengan taman yang luas dan indah rumput-tumput hijau mendominasi kering nya padang pasir, di atasnya berkibar bendera bergerigi berwarna merah dongker dan gerigi putih melambangkan suatu kekuatan yang kokoh.
Bis terus melaju, Nampak di sebelah kiri taman yang begitu indah, namanya taman Al-Lumaira Park kemudian melirik ke kanan aku melihat pantai corniche, pantai yang terkenal itu adalah pantai kebanggan orang Qatar, pantaiya begitu rapi dan bersih, perahu-perahu berjejer dengan rapi, sesekali orang terlihat lari-lari ke sana ke mari ada juga yang sedang duduk-duduk santai bersama keluarga ada juga yang hanya jalan-jalan dan terkadang ada juga terlihat orang yang sedang berduaan bermesraan, pasti itu pasangan suami istri gumamku dalam hati, tidak ktinggalan terlihat orang-orang memancing menambah indahnya suasana kota doha.
Dari seberang pantai Corniche, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi, gedung-gedung terlihat mewah dan megah namun ada juga gedung yang belum selesai di bangun yang terlihat hanya seperti kerangka bangunan. Bis terus melaju dengan kecepatan kurang lebih 80 km/jam. walau sangar nampaknya Hertimio masih taat peraturan. Lagi-lagi bis di hadapkan dengan bundaran, kali ini bundaran yang tengahnya ada patung seperti kijang bertanduk nama nya oryx. Oryx adalah mascot kebanggan Negara Qatar, Oryx hidup di gurun-gurun yang terdapat di Qatar, makanannya kaktus dan rumput-rumput liar.
Bis terus melaju menyusuri jalanan yang sedikit menanjak kini mata ku melihat sebuah lapangan sepak bola yang lumayan besar, Qatar Sport Stadium namanya, Stadium ini dilengkapi dengan lampu-lampu yang memiliki kapasitas ribuan kilo watt, diluarnya Nampak lapangan untuk latihan yang begitu hijau terawat begitu rapih dan bersih di kelilingi kawat-kawat yang berdiri membentuk jaring.
Kemudian bus belok kanan memasuki sebuah jalanan yang sepertinya komplek perumahan. Rumah-rumah mewah berjejer dengan rapi namun tetap kelasik menyerupai bangunan mesir kuno yang tanpa atap dan genteng. Di sekitar gedung-gedung di kelilingi oleh batu-batu dan pasir yang kering . kemudian bis berhenti di sebuah villa dengan cat kuning kecoklatan kami pun turun bersama-sama. Kemudian keluar seorang lelaki yang bermata sipit, rambutnya ikal dan memakai celana kolor pendek, kaos nya warna abu-abu menyapa kami yang baru saja turun dari bis.
“Welcome to doha, pare !” yah lagi-lagi pare gumamku dalam hati. “My name is Romel, I am also driver but now my job is allocate you to the accommodation. I already have the list for all of you to allocate the room number. When I tell your name and your room please come to your room oke..!” “oke” kami serentak menjawab.
“MR.Pranowo, Mr. Ardika are in the room number 7. Mr. Sukoco, Mr. Aviv, MR.Ade and Mr.Fajar please come to the room number 6”
“How about me” tanyaku yang tidak kunjung di panggil nama.
“who is your name?”
“Aang” “ooh Mr. Aang kunaepi, you are still young. Are you serious will join with us", waduh si Romel ini benar-benar menyepelekan saya mentang-mentang saya masih terlihat muda, ya memang usia saya pada waktu itu belum genap 19 tahun saya menjadi karyawan termuda bahkan banyak teman-teman menganggap saya masih sekolah SMA, tapi gini-gini juga kompetensinya bisa di adu, hehehe.
"I’m Serius Mr. Romel don’t worry I will be a part of your good team." “ok Mr Aang I believe to you, your Room is in the villa no.2 room no.7 with Mr.Hadi. that is in other building there, oke I will escort you” “oke thank you Mr. Romel”
Dengan matahari yang begitu menyengat kami jalan kaki menuju villa no.2 yang jaraknya berkisar 10 meter dari villa 3 tempat yang lain tinggal. Kami pun sampai di villa itu, villanya Nampak kosong tak berpenghuni, di depannya ada kolam renang berukuran 2x3 m tanpa air. Lalu aku, Hadi dan Mr. Romel masuk ke dalam menaiki anak tangga menuju lantai dua, Nampak lah kamar no.7 setelah Mr.Romel membuka kamar itu terlihat kamar itu begitu besar dan luas memiliki kamar mandi sendiri, AC yg cukup dingin dan fasilitas lain yang meyakinkan. Mr.romel menjelaskan semua pasilitas dan ikut serta juga merapihkan tempat tidur kami, aku kebagian tidur di atas dan di bawahnya Hadi, bagiku tak masalah karena badan ku kecil dan ringan. Setelah selesai Mr. Romel pun keluar “oke I hope you will enjoy stay in this Room” “oke thank you Mr. Romel” jawab Hadi. Kemudian aku dan Hadi bergegas merapihkan koper dan barang bawaan masing-masing. Baju-baju ku masukan ke dalam lemari yang berukuran 1x2 m koper ku taruh di atas. Hadi Nampak sibuk merapihkan barang-barangnya kemudian aku pun berinisiatip untuk membantu karena barang bawaan Hadi lumayan cukup banyak.
AC yang begitu sejuk dan dingin menambah indahnya suasana, hembusan anginnya laksana buaian tangan bidadari yang menghantarkan istirahatku sore itu, aku melihat hadi pun sama dengan posisinya sudah mendengkur, mungkin saking capeknya melakukan perjalanan hampir 16 jam. Tak lama akupun terlelap tidur. Dalam tidur mimpi indahpun menghampiri, seakan sosok ibu hadir disana, mengingatkanku agar selalu menjaga diri. “Sayangi orang-orang yang menyayangimu, temanmu di sana adalah keluargamu, suatu saat kau akan membutuhkan pertolongan mereka, atau mereka yang akan membutuhkan pertolonganmu jadi jagalah hubungan baik dengan mereka, sayangi mereka sebagaimana kau menyayangi dirimu sendiri.” Di rumah baru ini kenangan indah dan kenangan pahit akan menjadi bagian perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan petualangan.
0 comments:
Post a Comment
Support us with your Comment.