Pertambahan penduduk yang cukup pesat di Qatar lebih disebabkan oleh kedatangan para pekerja asing dalam jumlah yang besar. Tenaga asing asal Asia Tenggara dan Asia Selatan hampir mengisi seluruh lini kehidupan bisnis di Qatar dan untuk warga Filiphina dan Indonesia yang ikut mencari peruntungan di Negara Teluk ini. Masyarakat Qatar telah menganut agama antara lain ; Islam 77,5 % yang merupakan agama resmi dan syariah yang menjadi dasar perundang-undangan, Kristen 8.5% lain-lainnya 14% (tahun 2004) dengan bahasa yang digunakan sehari-hari antara lain : Arab yang digunakan secara resmi dan Inggris merupakan bahasa kedua.
Bagi orang Indonesia, pada bulan April merupakan hari-hari menentukan untuk keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia dan masyarakat Indonesia yang berada di Qatar ikut ambil bagian dalam pesta akbar ini.
Tidak ketinggalan saya dan beberapa sahabat di Qatar berramai-ramai pergi ke KBRI Doha hanya untuk menyalurkan hak suara kami sebagai warga negara. Dibantu oleh pihak menajemen Swill-Belhotel yang menyediakan kendaraan berupa Bis, kamipun berangkat ke sana, kali ini sopir yang membawa bis adalah orang Indonesia Mas Adi namanya. Mas Adi tidak seperti Herminio yang bawa mobil ugal-ugalan seperti orang batak, Adi membawa bis dengan pembawaannya yang kalem tapi pasti.
Dari akomodasi pagi-pagi sudah berkumpul, saya dan Hadi sudah sangat antusias mengikuti hajatan akbar tersebut walapun pada waktu itu saya belum punya pilihan, siapa yang harus saya pilih, karena memang saya sangat jarang mengikuti berita dan kabar seputar pemilu di Indonesia, saya hanya ikutan teman-teman dari Indonesia yang juga akan memilih.
kami berangkat pagi-pagi, pkl 07.00 waktu Qatar kami sudah meluncur ke KBRI Doha, Pemilu waktu itu dilaksanakan pada waktu yang cukup baik untuk warga negara Indonesia yang berada di Qatar. Ini karena hari Kamis adalah hari terakhir sebelum akhir pekan yaitu pada hari Jum'at, di Qatar hari libur adalah hari jum'at. Selain itu, mulai hari Minggu depan sebagian besar International School libur. Banyak WNI yang merencanakan untuk berangkat umrah besok dan sudah mulai cuti hari ini.
TPS Doha berlokasi di kantor KBRI daerah Salatha Jadeed, di tengah kota Doha. Saya dan teman-teman sendiri datang ke sana sekitar jam 07.30. Suasana di luar KBRI tidak terlalu ramai, hanya saja banyak mobil yang berjejer. Di depan KBRI ada satu mobil polisi yang kelihatannya ikut menjaga keamanan Pemilu di sini.
Di dalam pekarangan KBRI, terlihat beberapa spanduk mengenai Pemilu dan dua buah tenda sebagai TPS Doha-1 dan Doha-2. Para petugas terlihat cukup nyata dengan pakaian seragam merah-putih. Sedangkan jumlah warga yang datang juga belum terlalu banyak. Kalau pun ada antrian, hanya satu-dua orang saja.
Yang menarik, di TPS Doha diadakan bazaar makanan. Tentu saja ini menjadikan Pemilu ini unik. Karena begitu selesai nyoblos, kami langsung bergegas ke bazaar. Jadi, sebenarnya kami itu mau nyoblos atau mau belanja, hehe..?
Proses pemilihan berlangsung sangat singkat. Dengan hanya menyerahkan passport, petugas penerima tamu akan mengecek di DPT yang sudah terkomputerisasi. Selanjutnya, bila nama ditemukan, maka petugas akan langsung memberikan nomor urut sebagai "kupon" untuk mengambil kertas suara. Di setiap TPS tersedia sekitar lima bilik suara, dimana waktu saya nyoblos, tidak ada satu orang pun di sana. Serasa punya bilik suara pribadi :D
Setelah itu, surat suara dimasukkan ke kotak suara dan jari pun diwarnai dengan tinta. Proses pemilihan pun selesai. Aku tidak bisa membayangkan pemilu di Indonesia, karena surat suara yang besar karena waktu itu ada 38 partai yang ikut serta dalam pemilu jadi aku sendiri sangat bingung dibuatanya, kemungkinan waktu yang dibutuhkan untuk mencari nama partai dan nama caleg juga akan lebih lama.jadi ku putuskan untuk nonyoblos partai yang menurutku membawa hoki, hehe...
Menurut panitia, TPS akan dibuka sampai dengan jam 2 sore waktu Doha atau jam 6 WIB. Sedangkan untuk WNI yang berada di luar Qatar, pencoblosan dilakukan di lokasi masing-masing, dimana surat suara sudah disampaikan ke warga lewat kurir. Ada tiga TPS di luar Doha, yaitu Messaieed-Wakra, Al Khor-Ras Laffan dan Dukhan.
waktu menunjukan pukul 10.00 waktu Doha, kami masih asyik keliling bazar sambil mencari kenalan orang-orang Indonesia lainnya. bagi kami pemilu ini bukan hanya ajang untuk kami menyalurkan aspirasi kami, tapi ini juga merupakan ajang untuk kami bersilaturahmi, karena bagi kami orang-orang Indonesia yang berada di negeri ini bukan hanya sekedar teman atau kawan melainkan mereka adalah Saudara.
selain itu dengan berpartisipasi dalam pemilu ini, kami juga sebagai warga negara yang baik akan membantu negeri Indonesia keluar dari lingkaran setan yang tengah mengungkunginya yaitu KKn yang terjadi di kalangan para pejabat yang sedang menjabat sekarang ini, dalam pemilu ini kami bisa memilih pemimpin yang menurut kami bakal membawa kemaslahatan bagi umat, tentunya terlebih dahulu kami harus mengenali si calon pemimpin tersebut, mengetahui track Recordnya dan yang tidak kalah penting juga adalah partai politik yang mengusungnya apakan partai tersebut adalah partai yang bersih dari Korupsi atau paling tidak sedikit korupsinya.
Bangsa kita adalah bagaikan bayi yang baru merangkak akan tetapi ingin langsung berlari, makanan yang harus kita makan adalah sereal atau bubur tapi kita langsung makan mangga dan itu mustahil terjadi seperti apa yang dikatakan Eep Saepulloh fatah dalam bukunya yang berjudul " Bangsa saya yang menyebalkan " yaitu bangsa Indonesia bangsa yang pongah yaitu bangsa yang sombong dan angkuh akan kekuasaan yang belum tentu ia menguasainya.
Kita bangsa Indonesia jangan pernah salah lagi dan terus mengulangi kesalahan dalam memilih pemimpin yang akan memperkosa kesejahteraan rakyat. Mulai saat ini kita harus jadi memilih pemimpin yang akan memimpin negara yang kita cintai ini. Menurut Imam al – Mawardi dalam kitab al- ahkam as- Sulthaniyah mengajukan lima kriteria seorang pemimpin yakni :
Adil dan jujur, Berpengetahuan, Sehat wal 'afiat, Arif dalam bertindak, Tegas dan berani. Beberapa ulama menambahkan syarat lain seperti mampu mengedepankan kepentingan umum, dan memiliki kualitas moral yang baik.
Kriteria diatas tentunya bisa menghindarkan kita dari memilih pemimpin yang KKN, melanggar HAM, melakukan kejahatan lingkungan dan kejahatan seksual yang akan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Bangsa Indonesia yang bermayoritas kalangan menengah sampai kebawah, harus mempunyai iman yang kuat, jangan sampai kita masuk kedalam lingkaran politik uang.
Politik uang atau money politict adalah suap menyuap. Islam melarang tentang suap menyuap.
Disamping itu, adanya politik uang di pemilu, akan merugikan kita sendiri karena menghasilkan pemimpin yang tidak bermoral, karena dukungan diperoleh dengan membeli bukan di sarankan pada kriteria yang di tetapkan. Dan bahkan yang lebih parah lagi pemimpin yang di pilih untuk menuntut mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya, tentu korupsilah yang akan di lakukannya.
Tentu ini bukanlah hal yang kita harapkan, kita memilih adalah untuk melahirkan seorang pigur pemimpin yang bisa membawa negeri Indonesia ke arah yang lebih baik, adil, makmur, sentosa. walau kami tengah berada di negeri lain negeri yang kamipun tidak mengetahui asal usulnya, tapi kami tetap cinta Indonesia. bahkan kami disini adalah untuk Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa.
waktu menunjukan pukul 11.00 waktu Doha, tidak terasa sudah hampir empat jam kami berada di KBRI, nampaknya Dimas, Hadi dan Mas Dika sangat menikmati makanan yang dijajakan di Bazaar juga tidak ketinggalan teman-teman yang lain yang sangat antusias mengikuti pemilu pada waktu itu. setelah itu kamipun pulang, Adi sudah stand by di dalam Bis, Gas Bis Nissan itu di tanjab Adi kami meluncur kembali ke Akomodasi ada sebagian yang langsung bertolak ke Swiss-belhotel hotel.
0 comments:
Post a Comment
Support us with your Comment.